Sudah hampir dua padi beliau mengalami sakit,, namun ia tetap sabar menjalani cobaan yang Allah berikan padanya… beliau adalah sosok orang yang sabar,, bisa dibilang beliau adalah orang yang turut berjuang untuk membangun desanya.. desa yang dulu hanya sebuah desa kecil.. pendidikan pun sangat jauh didesa ini,, beliau juga adalah seorang Guru yang dapat dicontoh,,
Malam itu malam begitu remang.. angin pun terasa tak seperti biasanya.. keheningan malampun membuai ku untuk segera merebahkan tubuhku yang seharian lelah bekerja.. tak lama aku mendengar suara rintik rintik kecil dari balik dinding kamarku.. Ternyata diluar sedang turun hujan,, suasanapun semakin terasa dingin,, akupun mencoba memejamkan mata berusaha untuk tidur,, namun mata tampaknya masih segar untuk terus terjaga..
Duh... malam ini tubuhku terasa lelah sekali namun aku tetap tak bisa lelap.. tiba tiba aku mendengar deringan Handphone ternyata suara itu berasal dari hanphone milikku kuraih saja dan kulihat nomor asing yang memanggilku karena merasa tidak mengenal,, panggilan itu aku abaikan namun tak beberapa lama dering hpku kembali berbunyi ternyata nomor asing itu lagi.. masih sama Ah… hanya orang iseng pikirku… panggilan itu kembali aku abaikan.. namun kembali dering handphone kembali berbunyi.. akupun merasa risih,, karena merasa terganggu aku coba menerima panggilan itu,,, tadinya aku berniat ingin memarahinya.. dengan nada yang agak keras aku mengeluarkan sambutan Assalamualaikum.. namun bukan jawaban wa alaikum salam yang yang kudapati dari suara dibelakang telpon.. aku mendengar suara isak tangis.. ada apa ini.. gumamku..
Dengan nada yang terbatah batah dia mulai mengeluarkan suara lirihnya.. De’ kamu dimana…? Aku dirumah ada apa yah, dan ini siapa tanyaku kepada orang yang berada dibelakang telpon, untuk meyakinkan diriku.. meski aku merasa pernah mengenal suara orang ini..!
ni aku keluargamu dikampung.. yang ternyata dia adalah anak beliau tanpa panjang lebar dia langsung menyampaikan kabar dukanya..
De’ kamu bisa pulang sekarang…? Perasaanku pun semakin kacau becampur penasaran apa gerangan yang terjadi sebenarnya disana..? Malam malam begini ka’ lagian disini hujan’ belum sempat aku menjelaskan semuanya tiba2 saja dia memotong pembicaraanku.. de’ Bapak Sudah Sampai ( Mangkat ).. ( sontak aku kaget mendengar berita itu.. Sungguh manusia hanya bisa berencana semuanya Allah SWT yang menentukan.. ternyata Allah telah Mengutus utusannya untuk menjemput beliau atas waktunya yang telah ditentukan…
Akupun bergegas berencana berangkat kekampung malam itu juga namun sepertinya cuaca dimalam itu tak mengizinkan aku keluar rumah hujan semakin deras mengguyur kota Pontianak malam itu… malampun semakin larut namun hujan tampaknya semakin asyik dengan guyurnya ditambah dengan suara nanyian kodok yang tepat berbunyi disebelah dinding rumahku.. mengingat perjalanan ini jauh dan resiko kecelakaanpun berpeluang besar karena kondisi jalan menuju kesana lumayan licin karena tanah hitam…
Akupun mengurungkan niatku untuk berangkat malam itu… tanpa sadar aku pulas diatas kursi diruang tamu… sampai saatnya ibuku membangunkan aku… karna diluar sana aku dengar panggilan Adzan Subuh saling berkumandang diantara masjid2 disekitar rumahku..
Selesai subuh akupun bergegas untuk melakukan perjalanan kekampung yang memakan waktu sekitar 4 jam mengguanakan motor,, perjalanan 4 jam itu tak sadar hanya aku lalui dengan waktu 2 jam saja entah berapa KM kelajuanku waktu itu… meski jalan penuh dengan genangan air sepertinya bukan halangan bagiku..
Pukul 06,30 pagi aku sampai dirumah duka suasana duka begitu terlihat dirumah ini terlihat beberapa orang sedang mengukur papan dan memegang alat yang ternyata orang2 tersebut sedang membuat peti jenazah.. ramai pelayat disekeliling rumah namun tak seperti biasanya keramaian itu terasa sunyi dan lengang.. tanpa pikir lagi aku langsung masuk menuju rumah duka,, terlihat anak – anak dari beliau ( Almarhum ) sedang mengelilingi jenzah yang sudah terbujur kaku yang sudah dikafani dengan ditutup kain panjang diatas tubuh almarhum,, tampak juga beberapa murid murid madrasah ( Almarhum juga sorang guru madrasah ) sedang membaca alqur’an disekitar jenazah almarhum..
Selesai berwudhu aku mendekati jenazah sambil meraih Yasiin yang ada didekat jenazah Khususanpun aku kirim buat Almarhum.. selasai membaca yasin aku bergegas keluar sekedar mencari udara yang luas karena didalam sana udara terasa sesak karena ramainya orang orang… sambil menunggu pemakaman akupun meluangkan waktuku sambil berbincang2 dengan warga kampung yang juga masih famili denganku.. bercerita mengenai kenangan kenangan tentang Almarhum…. Begitu banyak kenangan dan jasa yang almarhum tinggalkan dikampung ini termasuk pembangunan, pendidikian, dan beliau dan warga kampung telah membuat desa ini menjadi desa yang yang bukan kampung hingga saat ini kampung2 sebelah mereka menjuluki kampung ini adalah “kotanya kampung” karena dari sini tumbuh anak2 prestasi,,, yang mampu bersaing dan tak bodoh dengan technologi.. begitulah sekelumit tentang perjuangan Almarhum yang mampu mendorong warga dan guru2 lainnya untuk menjadikan desanya sebagai desa yang maju,desa yang menjadi panutan bagi desa lainnya
selesai disholati jenazahpun siap diantarkan ke peristirahatan terakhirnya yang tak jauh dari rumah duka suara takbir dan shalawatpun serta beberapa orang yang terlihat meneteskan air mata turut mengantar kepergian Almarhum selamat jalan Guru istirahatlah dengan tenang disana...
Kini mutiara itu telah pergi.. dengan meninggalkan kenangan yang indah bagi orang disekelilingmu….. semoga Allah menempatkanmu disisi-Nya yang Mulia.. bersama orang2 pilihan-Nya.. Pak Guru Do’a kami bersamamu ….Amin
................Mutiara Itu Telah Pergi..............
Diposting oleh Luthfiazhiez
Label: Diary Kecilku...
Langganan:
|